Sabtu, 22 Agustus 2009

Schleirmacher

SCHLEIEMACHER

Pemikiran:

A. Allah
 Allah tidak dapat dikenal oleh manusia oleh pengetahuan dan persepsi manusia,
Alasannya:
a. manusia tidak dapat mengetahui Allah dan supranatural
b. pengetahuan dan persepsi manusia terbatas.

 Realita pengetahuan Allah ada di dalam diri manusia terjadi karena: (Panteis)
a. pengetahuan tentang Allah itu menyatu di dalam perkembangan pengetahuan
b. pengalaman manusia dengan manusia di luar isinya

Tujuannya menyatakan ini adalah:
Untuk menyatukan dikotomi antara:
a. ide tentang Allah yang menghadirkan Allah yang bekerja di luar dunia
b. dan menghadirkan Allah yang bekerja di tengah-tengah dunia.

Ia mengatakan ia bukan Panteis, karena ia menerima Teisme.

 Pengalaman dengan Allah
Pengalaman dengan Allah dapat dirasakan melalui manusia yang benar yaitu dengan cara mengasihi sesama manusia dengan sungguh-sungguh.
Dampaknya adalah:
a. manusia akan bahagia
b. berjumpa dengan Allah
c. memberikan perasaan ketergantungan mutlak dengan Allah.

Analisa:
 Ia mengubah Allah yang dapat dikenal di dalam Alkitab (Ortodoks) menjadi Allah yang samar-samar dan sukat untuk dikenal (Allah primitive) melalui pengalaman batin dan perenungan atau kontemplasi.
 Ia menyatakan bahwa kesalahan gereja adalah mengubah natur Allah dalam bentuk rumusan doktrin, karena baginya Allah hanya dapat dikenal melalui pengalaman secara batiniah

B. Gereja
Gereja merupakan:
a. hanya merupakan wujud dari salah satu agama yang memiliki keunikan tersendiri, sama seperti agama-agama yang lain
b. keunikannya:
- terletak dalam semangatnya mendemonstrasikan persekutuan dan kesatuan antar anggota secara murni.
- Maka, gereja adalah bagian dari agama yang positif dan benar:

Agama:
a) agama positif (Yahudi dan Kristen)
- agama yang menerima bentuknya (identitas, tradisi, hukum) hanya dari inti agama yaitu bagaimana secara esensi Allah dan manusia bersekutu
- segala sesuatu dari agama tersebut adalah merupakan ekspresi dari hubungan Allah dan manusia. Misalnya, Yoh.9.3, menyatukan pengalaman hidup, sakit dll, dengan hubungan antara manusia dengan Allah
- agama yang benar adalah agama Kristen yang melebihi dari agama positif, karena Kristus memberikan bagaimana inti agama yang positif yaitu hubungan antara Allah dan manusia.

b) agama negatif dan palsu

Bagaimana Allah menyelamatkan manusia?
Keselamatan dimulai dengan ALLAH memberikan pengetahuan tentang diri-Nya sendiri pada manusia.

Bagaimana pengetahuan tentang Allah diterima?
Hal tersebut dilihat di dalam:
Kondisi manusia
Manusia adalah mahluk:
i. yang sempurna karena:
-manusia memiliki kesadaran akan hubungan dengan Allah
-dan dapat mengkomunikasikan kesadaran tersebut pada sesamanya

ii. yang berdosa:
-sebelum kesadaran rohaninya berkembang
-maka, kuasa dagingnya melumpuhkan segala keinginan baiknya.
Jadi:
1. kesadaran manusia batiniah merupakan bagian dari proses perkembangan secara natural
2. bakat untuk mengenal Allah dan bersekutu, bertumbuh sebagai bagian dari proses kematangan pribadi (sehingga anak kecil belum memiliki kesadaran rohan)
3. saying, manusia memiliki dosa asal, sehingga sebelum kesadaran rohani itu tumbuh, kuasa daging sudah menjadi lebih kuat
4. maka, ia menyimpulkan: manusia tidak dapat benar-benar mengenal Allah tanpa pertolongan dari Kristus.

Analisa:
1. keselamatan karena anugerah Allah (Ef.2:8-9; Tit.3:5)
2. kehadiran Pikiran Baru dalam diri orang percaya untuk dapat mengenal dan memahami kebenaran Allah (Yoh.14:26; 16:12-15)
3. Pikiran Baru terjadi karena kelahiran baru (Rm.12:2; Ef.4:23; Tit.3:5)
4. Kristus mengatakan dikenal oleh anak-anak (LuK.18:15-17; Mat.18:6)
5. pernyataan Paulus bahwa Timotius sudah mengenal kebenaran sjak dari kecil (IITim.3:15)
6. pernyataan Paulus tentang anak-anak dapat patuh terhadap orangtua di dalam Tuhan (Ef.6:1).

B.Yesus Kristus

Yesus adalah:
a. manusia biasa yang kebetulan dipilih oleh Allah, untuk tidak
tercemar oleh dosa asal
b. sehingga, sejak lahir, Ia dapat menggembangkan kesadaran rohani-Nya (sebagai satu sarana untuk mengenal dan bersekutu dengan Allah)
c. Ia adalah Anak Allah karena:
-di dalam diri-Nya kesadaran batiniah akan Allah dapat berkembang dan
-mencapai kepenuhan

d. Berbeda dengan manusia biasa karena:
Memiliki kesadaran batiniah akan Allah yang tidak tercemarkan oleh dosa.

Bagaimana cara manusia dapat diselamatkan?
1. bukan melalui penebusan Kristus
2. tidak percaya pada
-mujizat di dalam Alkitab, misalnya lahir dari perawan Maria dan kebangkitan Kristus
-jika itu terjadi, hal itu tidak disebabkan manusia percaya kepada Allah
3. keselamatan dalam Yesus tidak terjadi bukan karena melakukan hal-hal yang ajaib yang harus diterima oleh akal manusia:
Jadi, Kristus menjadi Juruselamat atau manusia memperoleh keselamatan melalui:
a. sharing atau mengambil bagian dalam setiap kondisi kehidupan manusia (pengalaman Kristus menjadi pengalaman manusia)
b. melibatkan manusia dengan kehidupan dalam kesadaran Allah-Nya yang sempurna
melalui:
-mengajar manusia untuk mempraktekkan bagaimana hidup dalam kesadaran yang sempurna
-maka, dengan mempraktekkannya dengan sendirinya menolong manusia mengambil bagian dalam pengalaman tersebut. Hal itulah pembebasan dari jerat dosa
4. jadi, peranan Kristus adalah pengaruh ajaran-Nya sebagai kesinambungan ilahi.
Hubungan antara Kristus dengan manusia disebut sebagai pengalaman mistik yang dibedakan dari:
a. pengalaman empirik, misalnya adalah pengalaman yang dialami antara hubungan guru dan murid, karena:
-arti pengaruh ajaran Kristus bukanlah mengajar secara rasio atau pengertian rasional,
-tetapi, menuntun ke dalam pengalaman perjumpaan dengan Allah yang memiliki dampak dalam perubahan kehidupan yang nyata.

b. Pengalaman magical yaitu:
-transisi antara Allah, Yesus yang diimpartasikan kepada manusia
-jd, penekanan keselamatan adalah kepada pengalaman.

Kesimpulan:
1. manusia tidak mungkin diselamatkan melalui pengajaran yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan Allah yang supranatural (pengalaman pencerahan)
2. romantisme:
-manusia selamat haruslah ada suatu yang dirasakan.
-semua yang dilakukan oleh Allah tidak langsung mengubah manusia (dari sanalah ia menggembangkan konsep keselamatan dalam Kristus).


SOREN AABYE KIERKEGAARD (1813-1855)

A.Pemikiran
Ia membagi kehidupan Kristen menjadi 3 bagian yaitu:
1. Aestetic Sphere :
a. orang Kristen mengenal, bahkan memikirkan kebenaran, semata-mata sebagai objek rasio dan
b. tidak perlu untuk mengambil sikap dan menentukan pilihan

2. Ethical Sphere (mengkritik Hegel):
a. memikirkan kebenaran dan
b. menuntut suatu pemilihan atau menuntut suatu pilihan yaitu 1 dari antara 2 alternatif
c. kritikan terhadap Hegel yaitu:
-rasio manusia membuka kemungkinan untuk menerima 2 hal yang bertentangan, dan
-rasio manusia dapat mengsintesiskan 2 hal yang bertentangan tersebut yaitu melalui: tesis, antitesis dan sintesis.
Kritikan Kierkegard:
a. rasio manusia menemukan paradoks (tolak rasionalisme, liberalisme)
b. pemilihan iman adalah “lompatan iman”
c. memikirkan eksistensi manusia dengan kebebasan untuk memilih kebenaran itu sendiri:
-meski ia mengetahui itu adalah benar,
-ia tetap untuk menentukan pilihan

maka,
realitas kebenaran Allah adalah subjektif, karena manusia yang mengambil keputusan untuk memilih.

Ia menjatuhkan pilihan karena: kebenaran yang ia kenal meskipun mungkin:
-dalam hal-hal tertentu, selera pribadi tidak ada,
-tetap ia memilih dan melaksanakan
Ada 2 pilihan:
1. rendah: berdasarkan pilihan pribadi
2. tinggi: berdasarkan kewajiban (Kant secara rasional).


3.Religious Sphere

Kerohanian:
1. iman terendah
iman yang dapat dimengerti merupakan iman yang terendah karena:
 Allah bukan manusia, dan
 keberadaan-Nya di luar daya tangkap rasio dan persepsi manusia
2. religous tertinggi (Kej.22), paradoks:
a. religious A
 Abraham berani bertindak, meski ia tidak dapat membuktikan, apakah itu suara Allah atau bukan
 berani mengambil resiko meski tidak memiliki pengetahuan yang lengkap tentang apa yang dipercayai.
b. religious B:
 lebih tinggi karena double paradoks
 Abraham:
o tidak hanya percaya dan bertindak atas pengetahuan yang nol apakah itu suara Allah atau bukan, tapi
o diminta untuk melakukan hal yang bertentangan dengan hati nurani bahkan bertentangan dengan iman dan pengenalan akan Allah
 iman Kristen: adalah paradoks

penekanan pada –
kebenaran subjektif adalah kebenaran yang dialami oleh individual itu sendiri yang tidak bergantung pada kebenaran objektif.

Kebenaran objektif:
 kebenaran pada dirinya sendiri
 kebenaran yang independent dari persepsi dan penilaian subjektif manusia

kebenaran Allah:
 kebenaran objektif (terlepas dari kemampuan pengertian dan penafsiran manusia, rumusan-rumusan doktrin) . Orang Kristen bukan takluk kepada dogma tradisional, tapi pada Alkitab
 apa yang Allah firmankan dalam Alkitab adalah kebenaran meski ada yang misteri- itulah, kebenaran objektif
Analisa:
1. untuk apa menjadi orang Kristen, kalau yang menentukan kebenaran iman adalah subjektivitas pengalamannya sendiri, bukanlah pengalaman pribadi sangat relative, karena tergantung pada level kematangan pribadi, kondisi dan situasi saat ini.
2. jawab, standarnya adalah hubungan antara individu dengan Kristus, sebab hanya dalam Kristus, seseorang dapat meninggalkan Ethical Sphere dan memasuki Religious Sphere dengan “lompatan iman”


B. EPISTEMILOGI KIERKEGAARD

1. Tolak dialektika Socrates
2. Manusia tidak mungkin memiliki kebenaran universal karena:
• kebenaran pasti atau harus berhubungan dengan Allah
• manusia hanya mengenal kebenaran melalui pertemuan dengan Allah
• melalui itulah: manusia dapat mengambil keputusan atau pilihan yang religious
Socrates:
• manusia memiliki pengetahuan atau kebenaran pada dirinya sendiri
• tapi, mereka lupa
• maka, perlu diingatkan kembali, melalui bidan yaitu dialektika

Kierkigard:
• manusia tidak memiliki kebenaran bukan karena lupa
• tapi, tidak punya hubungan dengan Allah, sehingga pengalaman kebenaran tidak pernah dialaminya
• maka, manusia perlu bantuan di luar dirinya yaitu ALLAH
fungsinya: -untuk memperkenalkan kebenaran
-menciptakan kondisi mengerti kebenaran itu.

Kebenaran:
Hubungan dan pengalaman pribadi dengan Allah:
-bukan masalah rasio, dan
-bukan objek rasio manusia yang dapat dipelajari dan dirumuskan manusia yaitu proposional truth dirumuskan dalam doktrin (Aesthetic Sphere)
hal itu, tergantung pada:
-kondisi rohani (kebutuhan rohani yang mendalam akan Allah, ini merupakan syarat mutlak)
-kondisi yang dapat diciptakan oleh Allah

Analisa :
1. iman Kristen tergantung kepada kesaksian Alkitab
2. bergeser dengan pengalaman subjektif manusia





























KARL BARTH (1886-1968)

A. Epismetologi
Sebuah Teologi Injili yaitu:
Teologi yang terus mengalami perubahan karena:
a. Allah adalah Allah yang bebas
b. Oleh sebab itu, pemikiran teologi harus bebas harus terus berubah mengikuti perbuahan cara kerja Allah di bumi ini.

Inti dari Teologi Injili:
1. teologi adalah suatu sains
tugasnya adalah:
a. memahami Allah
b. memberitakan pemahaman itu kepada dunia
seluruh keyakinan, baik ateis selalu:
a. berbicara tentang Allah, karena penyangkalan terhadap Allah, sebenarnya mentransfer pribadi dan fungsi dari Allah pada objek lain
b. jadi, Allah selalu hadir dalam setiap pandangan hidup atau keyakinan seseorang. Kehadiriannya nyata dari pemikiran-pemikiran teologi dari agama-agama besar di dunia ini

Dimanakah letak keunikan iman Kristen?
 Bukan terletak dari keyakinan dan menyatakan demikian
 Orang Kristen tidak mungkin menyaksikan doktrin teologi mereka yang paling benar
 Bukti kebenaran teologi seseorang hanyalah Roh Kudus itu sendiri

Jadi, Roh Kudus:
 yang menyebabkan seseorang mengenal dan percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat
 adalah realita dan bukti akan kebenaran dari teologi yang diyakini

kesimpulan:
1. kebenaran tidak terletak di dalam system pemikiran (hasilkan rumusan doktrin)
2. Teologi Injili
-bukan system pemikiran tertentu
-suatu Teologi Injili yang berfungsi menjelaskan apa itu keunikan teologi Kristiani yang berbeda dari agama-agama lain.

2. teologi adalah kabar baik
Teologi Injili adalah:
• kabar baik adalah teologi yan bersubyek dan berobyek Allah sendiri yang berisikan sukacita untuk umat semua manusia.
• Teologi yang meliputi semua agama, oleh sebab itu teologi ini adalah milik semua gereja
• Allah harus ditemukan secara baru, tanpa ini teologi bukanlah teologi kabar baik.

3. harus ditentukan oleh Allah sendiri
alasan: Ia adalah subyek dan obyek dari pemikiran tersebut

bagaimana cara menentukan teologi seperti itu?
a. di tengah-tengah eksistensi manusia yang dialektik paradoks (1 pihak Allah dipikirkan secara rasional dan di pihak lain, Allah sangat mustahil dikenal secara pribadi).
Pemikiran teologi ternyata diperhadapkan dengan kenyataan:
 kehadiran Allah yang menyatakan diri-Nya di luar batas kemampuan manusia
 suatu manifestasi dari kebebasan anugerah Allah dalam berita keselamatan-Nya.
Hanya orang-orang tertentu yang menerima realita itu,
Karena, Allah yang bebas telah memberikan anugerah pada setiap manusia (percaya atau tidak) untuk dapat memikirkan Allah dalam suatu pola pikir yang benar

b. suatu teologi tidak boleh diatur dalam suatu susunan doktrin
(atau firman Allah sama dengan titah Raja Inggris), maka Allah akan dipenjarakan di dalam penafsiran iman manusia.

4. anti doktrin sistematik (anti positivisme atau Ortodiksi, missal Injili):
 reaksi terhadap Protestan Liberal dan Teologi Natural
 obyek dari Teologi Injili adalah:
-Allah, dan
-tindakan-Nya
dalam sejarah.

B. Yesus Kristus di dalam dan di luar manusia

1. Tafsirkan sejarah sebagai fakta sosial, karena:
a. inilah dasar Yesus terus menerus bekerja secara efektif di luar gereja
b. Roh Kristus adalah ketaatan di dalam kasih dalam gerakan sosial
kehadiran ini terjadi (gerakan sosial) melalui di dalam diri Yesus Kristus, karena
Yesus di dalam diri orang Kristen sebenarnya tidak ada, karena Kristus campur tangan di dalam diri orang Kristen. Hal itu terjadi jika orang Kristen hidup dalam roh yang sama yaitu Roh Kristus yang memperdulikan penderitaan manusia.

2. Unsur manusia dan ilahi Yesus tidak dapat disatukan, maka:
a. tidak pernah ada sosial religious
b. yang ada hanyalah karya Allah itu sendiri:
 tanpa suatu keterikan dengan kehidupan sosial pada umumnya
 karya Allah tidak pernah diatur oleh kehidupan sosial manusia
 keterlibatan sosial manusia harus semata-mata manifestasi Roh Kristus. Jadi, hal itu terjadi melalui keterlibatan Roh Kudus dalam hidup orang percaya.

3. Menentang Yesus sejarah
dasar berpikir:
a. Allah tidak pernah ditangkap dan dipenjarakan oleh manusia
b. Ia hanya hadir dan bergerak secara bebas.

4. Pengenalan akan Allah:
a. Allah yang disaksikan Alktiab adalah Allah yang menjembatani secara sempurna antara sejarah manusia dengan kekekalan
b. Allah melenyapkan pertentangan antara waktu dan kekekalan, Allah dan manusia, bumi dan sorga
maka, pendekatan Yesus sejarah tidak mungkin, karena:
 Allah yang ditemukan adalah Allah yang bertentangan dengan nature-Nya
 Menghadirkan sejarah yang krisis dan di dalam bentuk mitos dan mistik.

5. Iman Kristen tidak dapat dibangun atas dasar karakter Kristus yang disaksikan oleh Alkitab akan berakhir paradoks (seperti ia menyatukan antara waktu dan kekekalan), karena:
a. persepsi rasionalnya akan mengalami konflik dengan realita keberadaan Allah, dan
b. manusia pada akhirnya akan tergoda untuk kembali pada mitos atau cerita-cerita dongeng untuk menceritakan suatu yang tidak mungkin dijelaskan oleh rasio.

Iman Kristen harus berorientasi pada, primal history (pengalaman orang percaya sebagai akibat dari perjumpaan yang pernah dialami bersama dengan Allah) yaitu yang bukan masa lampau atau masa depan, karena Allah tidak terikat dengan sejarah.

6. Alkitab bukan firman Allah, tetapi berisi firman Allah, karena:
a. melalui Alkitab, manusia dapa berkenalan dengan primal history
b. dasarnya adalah nature revelation (wahyu alami)
c. firman Allah adalah sama seperti pernyataan Allah sendiri. Alkitab hanya kesaksian manusia tentang pernyataan Allah.

Eksegesa Kritik Sejarah bertujuan:
a. hanya dapat untuk menangkap dan mengerti apa yang penulis Alkitab mau saksikan
b. catatan masa lalu (Alkitab) tidak secara otomatis membawa orang Kristen ke dalam primal history
c. semua yang tertulis dalam Alkitab:
 hanyalah literal (IIKor.3:6)
 jika benar-benar terjadi hanyalah tetap bagiana dari sejarah
 sejarah hanya menyebut atau menunjuk pada wahyu. Sejarah tidak identik dengan wahyu atau pernyataan diri Allah.
7. asumsi: perceraian mutlak antara Allah dan manusia
dampaknya: penolakan atas tindakan kasih Allah yang secara sempurna telah disaksikan Alkitab bahwa:
a. Kriatus telah menjembatani waktu dan kekekalan,; manusia dan Allah
b. Kemanusiaan Kristus, seluruh kemuliaan Allah telah disingkapkan pada manusia (Yoh.14:7; 17:5; Kol.2:9; Ibr.1:3).
8. Iman manusia:
a. tidak memberi jaminan keselamatan (meski obyeknya Alkitab, yang mengakui kebenarannya)
b. iman sejati:
 semata-mata mujizat
 hal itu nyata dalam perjumpaan dengan Allah (primal history) yaitu:
 pada saat manusia membaca dan merenungkan Alkitab
 akhirnya, lahirlah tekad dan keberanian untuk melakukan kebenaran tersebut (Schleiermacher) (hal ini dapat ditemukan di dalam semua agama dan hanya iman sejati, 100% anugerah Allah yang menghasilkan perjumpaan dengan Allah.


C. Pengertian Alkitab adalah berisi firman Allah

1. firman yang disipkapkan adalah Yesus Kristus sendiri, inkarnasi firman yang telah menjadi daging (Yoh.1:1,14; Ibr.1:2; Why.19:13)
Alkitab : firman yang tertulis sekunder karena:
 berisi catatan yang menunjukkan dan menyaksikan tentang Yesus Kristus
 menunjukkan:
 tindakan Allah yang nyata dalam perjanjian sejarah
 puncaknya pada Yesus

Analisa:
a. Keabsahan Alkitab tergantung pada pengalaman pribadi pembaca dalam perjumpaan dengan Kristus yang hidup
b. Subyektivitas pengalaman pribadi menjadi tolak ukur, maka hilanglah kebenaran mutlak (membedakan keadaan benar dan tidak benar)
c. Maka, Kristus hanyalah sebuah symbol
Kesimpulan:
Alkitab adalah wahyu Allah yang tertulis yang dipilih Allah untuk menyaksikan karya keselamatan dan kehendak Allah.

2. buku yang berisi kesaksian dari saksi-saksi mata tentang wahyu Allah:
Apa yang ditulis oleh para penulis Alkitab bukanlah wujud utama dari wahyu Allah.
Tujuannya:
untuk menolong gereja dan orang Kristen sepanjang untuk mengerti bagaimana mereka dapat mengalamipengalaman yang sama dengan wahyu Allah.
Bagaimana Alkitab dapat menjadi firman Allah?
a. Roh Kudus seringkali membuat Allah dalam kesaksian-kesaksian tersebut.
b. tanpa wahyu sekarang ini, maka Alkitab tidak menjadi firman Allah bagi jaman ini.

3. firman Allah adalah dalam kuasa pemberitaan gereja yang berdasarkan Alkitab:
a. pada saat Alkitab diberitakan dalam gereja sesuai dengan kesaksian penulis Alkitab. Jadi, wahyu Allah yang mengubahkan hidup manusia, dinyatakan pada saat pemberitaan Alkitab. Karena, firman Allah adalah Allah sendiri yang diberitakan atau diproklamasikan gereja dalam Kristus.
b. Dalam pelaksanaan sakramen:
Kotbah dan sakramen menempati tempat yang utama, karena gereja dapat perintah langsung dari Kristus untuk memberitakan tentang wahyu Allah melalui 2 sarana tersebut.
c. Pada saat Allah memakai Alkitab-Nya, yaitu:
Kata-kata pengkotbah dan Alkitab dipakai oleh Allah sama seperti roti dan anggur yang tetap roti dan anggur.
Peristiwa keajaiban wahyu Allah terjadi yaitu melalui: primal history dialami, tanpa mengubah dan cara abadi Alkitab, alat-alat sakramen dan kata-kata pengkotbah yang tetap manusiawi.













D.Wahyu Allah
Inti teologi adalah wahyu Allah:
1. Allah bebas dan hidup
2. Tidak terikat oleh apapun
a. pernyataan diri-Nya adalah inisiatif-Nya
b. peristiwa terjadinya wahyu adalah peristiwa yang konkrit bukan abstrak atau sekedar pengalaman iman orang yang beragama.
c. Tidak ada hukum yang mengatur pernyataan Allah tersebut, karena
 Allah adalah Allah yang bebas
 Allah sendiri yang menentukan kapan, dimana dan bagaimana Ia menyatakan wahyu-Nya
Manusia tidak dapat menentukan dan mengatur-Allah, meski manusia sudah belajar dari pengalaman-pengalaman masa lampaunya.

Kesalahan pemikiran adalah dijiwai oleh anthropological theology:
Asumsinya:
1. manusia mengetahui apa yang Allah dapat dan mau melakukan. Manusia dapat mengenal Allah dan manusia tidak asing lagi dengan cara kerja Allah
2. manusia mengtahui persis apa yang dibutuhkan dari Allah sekarang ini

Analisa:
1. manusia tidak dapat mengetahui wahyu Allah karena keadaannya yang berdosa. Hal itu yang memisahkan manusia dengan Allah, sehingga manusia buta akan wahyu Allah (Yes.59:1-2)
2. orang percaya, karena berdosa, sehingga mendukacitakan Roh Kudus (Ef.4:30).
Bukan karena, kebebasan Allah tidak mau menyatakan diri-Nya.





RUDOLF BULTMANN

Latar belakang

A. Ia menulis buku “The History of the Synoptic Tradition” analisa baru yaitu Kritik Bentuk.
Intinya:
1. bedakan 3 lapisan tridisi lisan yang ada di belakang Injil:
a. cerita tentang kehidupan Kristus (mula-mula ada di Markus), sebenarnya keterangan jemaat Yunani
b. berbeda dengan tradisi dalam waktu, bahasa dan kebudayaan Yahudi.
Jadi, kesimpulan melalui Injil manusia tidak dapat kenal Kristus yang sejarah.

2. iman Kristen yang diyakinkan dalam Alkitab baru dikenal setelah muncul gereja-gereja yang berbahasa dan berkebudayaan Yunani.
Sementara jemaat asli yang mengenal Kristus sejarah adalah jemaat Palestina yaitu mereka masuk dalam sekte-sekte agama Yahudi. Mereka tidak dikenal sebagai gereja-gereja oleh jemaat Kristen pada jaman.
Jadi, segala sesuatu yang dikenal sebagai agama Kristen, sebenarnya mulai dari gereja-gereja Yunani primitif yang mula-mula menjadi Kristen Yunani primitif.
Jemaat Yunani memberitakan kematian dan kematian Kristus merupakan mitos yang lahir dari fakta sejarah sederhana yaitu bahwa Kristus pernah proklamasikan Kerajaan Allah.
Jadi, dari kata-kata Kristus itulah jemaat mengalami pengalaman iman tentang kebangkitan.

B. iman merupakan suatu yang subyektif sesuai dengan pengalaman pribadi
C. tolak Liberalisme.


II.Pemikiran Teologi yang unik:
1. jika benar Allah hidup, Ia harus kreatif
Iman yang benar tidak boleh terikat dan tergantung pada masa lalu.
Ia tolak Yesus sejarah di dalam Alkitab, karena:
a. tidak ada faktanya (hanya karangan, refleksi iman jemaat Yunani)
b. sikap ini tidak akan merusak iman Kristen, karena iman sejati tidak tergantung pada catatan masa lalu (meskipun itu ada)
c. iman hanya menjadi iman pada saat seseorang mengalami (pengalaman iman) kehadiran Allah yang kekal.
Analisa:
Apakah mungkin iman yang sejati dapat dibangun tanpa perbuatan Allah yang benar-benar menjadi fakta sejarah (1Yoh.4:2-3; 1Kor.15:17-18) ?


2. aplikasi iman dalam bidang moral
Pandangan: menanggalkan sikap yang Ortodoks, karena:
a. ajaran agama dalam bidang moral tidak boleh tergantung pada penerapan iman dalam moral dari jemaat manusai lampau.
b. Jika, Allah hidup, maka:
 Ia akan benar bebaskan manusia dari segala macam moral ideal yang seakan-seakan dirumuskan dalam Alkitab oleh jemaat mula-mula yang berbahasa Yunani
 Hal utama dari orang Kristen: adalah menemukan pemenuhan naturnya sebagai manusia seutuhnya. Itu adalah melebihi daripada melakukan ajaran-ajaran moral yang relatif.

3. bertitik tolak dari sejarah Kristus, pada tema-tema eskatologi dalam Perjanjian Baru
Pandangan:
 semua ajaran ditemukan dalam Alkitab, memiliki iman atau nilai kekekalan, oleh karena konsep eskatologi yang ada di belakang penulis-penulis Alkitab.
 Allah yang hidup selalu berada di seberang penangkapan persepsi indra dan akal manusia.
Kritik Bultmann: lawan Teologi Liberal
Orang-orang jaman modern mencari Allah untuk memenuhi kebutuhan batiniah atau rohani mereka.
Pandangan ini akan membawa kehancuran, karena:
a. konsep ini semata-mata pada kekuatan diri sendiri
b. atas dasar iman kepada Allah yang mati terikat pada masa lampau
Bultmann:
Allah selalu berdiri dalam suatu oposisi dan konfrontasi dengan semua struktur dalam dunia, karena Ia adalah Allah yang lain. Manusia yang berjalan bersama dengan Allah yang seperti inilah manusia dapat menghadapi masa yang akan datang/eskaton, dengan pengharapan sama seperti jemaat mula-mula yang bahkan dapat bertahan atas aniaya.



III. Pemikiran Utama Pemikiran Bultmann

1. Allah sebagai Allah yang lain.
Dasar berpikirnya: Perceraian mutlak antara Allah dan manusia:
a. Allah yang hadir dalam segala sesuatu, tapi juga
b. Allah yang tidak dikenal yang berada di seberangdaya persepsi manusia.
Allah yang lain artinya:
 Tidak ada bagian dari natur yang dapat menyingkapkan rahasia keberadaan dari Allah sebagai Roh, bertentangan dengan nature dari alam yang merupakan rangkaian peristiwa sejarah yang tertutup.
 Maka, mujizat tidak ada. Hal itu menunjukkan: iman kepada Allah seperti melakukan loncatan yang gelap dan tidak ada jaminan dan kepastian
 Untuk menjelaskan bagaimana jemaat Yunani mula-mula mengaktualisasikan iman mereka kepda Allah yang berada di seberang daya kemampuan persepsi manusia. Tindakan tersebut tidak berdasar, karena:
 apa yang tertulis dalam Alkitab secara harafiah, dari sudut ilmu sejarah bukanlah suatu yang sejarah atau benar-benar terjadi
 hal itu merupakan manifestasi dari kebutuhan iman jemaat mula-mula, sehingga maknanya sebagai contoh (sehingga tidak perlu mutlak benar untuk dapat diterapkan sepanjang sejarah).

Jika, gereja berani berbicara dan memberitakan tentang Allah, maka:
1. gereja harus menyadari terlebih dahulu bahwa: Allah besar, tidak terbatas dan penuh dengan kontradiksi. Manusia tidak dapat melihat Allah sama seperti ia mengertinya. Allah lain daripada gambaran yang dibuat oleh manusia.
2. gereja harus mengenal kekayaan gereja antara lain, yaitu:
3. gereja dapat mengenal, memberitakan dan berbicara Allah, jika Allah telah menyatakan dirinya, melalui perjumpaan dengan-Nya

Allah yang lain:
1. bukan istilah dalam pengertian “Allah sama sekali asing bagi manusia”, tapi kehadiran Allah yang tidak dapat dihindari seringkali tidak dirasakan dan dipahami.
2. ada hal-hal yangmenceraikan manusia dari kehadiran tersebut
3. jadi, Allah adalah “Yang Lain”, karena memang ada jurang antara Allah dan manusia.

Keselamatan:
a. bukan keselamatan jiwa di dalam Kristus untuk kehidupan yang kekal
b. tapi, kemampuan yang diberikan oleh Allah kepada manusia untuk menghadapi realita hidup sekarang.

Dosa:
a. kerusakan fundamental dari kehendak manusia
b. suatu ilusi mampu hidup sendiri tidak mengakui keterbatasannya, karena dosa adalah penolakan terhadap kehadiran Allah/perjumpaan (mistik)
c. dosa bukan penolakan atas keselamatan Kristus yang disaksikan oleh Alkitab, karena Yesus sejarah hanya model hidup dan iman jemaat Yunani mula-mula dan menolak kesatuan kemanusiaan dan keilahian Kristus; dan keselamatan jiwa dan hidup yang kekal.

Bultmann dan Barth
Yesus:
1. Ia adalah pendosa yang berhasil yang menyingkapkan rahasia Allah, karena kepatuhannya, rela mati untuk dunia.
2. meskis, Ia manusia biasa, tetapi kepatuhannya begitu unik dan tidak ada masa yang seperti-Nya
3. keunikannya:
 hanya dalam kematian (bukan di dalam perbuatan-Nya sebab Ia adalah manusia biasa
 kerelaan mati bermakna ilahi, 100% adalah wahyu Allah. Hal itulah yang membuat Yesus manusia menjadi Kristus

Penyaliban dan Kebangkitan:
 keselamatan terjadi pada saat manusia melalui apa yang dilakukan Yesus dan menyadari diri mereka (Gnostik)
 bukan fakta sejarah, karena jika sejarah maka:
 akan jatuh kepada ikatan sejarah yang universal dan khusus
 iman harus berdasarkan pada firman (perjumpaan dengan Allah), bukan kepada fakta sejarah
 hal itu adalah symbol, suatu iluminasi yang sadarkan manusia bahwa cara manusia mematikan diri sendiri dengan lepas dari ikatan dan dunia dan dalam bersatu dengan Allah

2. Demitologisasi
a. menjernihkan iman Kristen yang salah yaitu apakah itu bukti-bukti sejarah Yesus dan dasar rasional atas iman atau mujizat
Iman :
 hanyalah firman Allah yang dapat melekat
 kata-kata itu muncul hanya di dalam bentuk bahasa manusia dengan seluruh keambiugitasannya

b. membebaskan inti berita dari pandangan dunia yang primitive. Misalnya, mujizat dan keajaiban yang lahir dari pengaruh mitos-mitos agama untuk membuktikan keberadaan Allah.

Tujuan Demitologisasi:
a. bukan untuk menyingkirkan mitos dari Alkitab dan menghina Alkitab
b. untuk mengkomunikasikan berita atau kerygma Injil kepada manusia abad 20
c. untuk memberikan penafsiran yang lebih akurat atas bahasa-bahasa mitologis yang mewarnai Alkitab
d. maka, demitologisasi meruakan mtode hermeneutik yang mencoba menyingkapkan rahasia dibelakang mitos-mitos yang dipakai Perjanjian Baru

3. Penafsiran Eksistensialis
a. Konsep Eksistensialis dan Peristiwa Eksistensialis
Peristiwa Eksistensialis lebih penting dari pemikiran eksistensial itu sendiri, karena:
 karena penekanan utama kepada pengalaman subyektivitas individu tersebut
 suatu yang disebut pengalaman eksistensial jikalau secara pribadi individu tersebut didorong untuk kepada pemahaman pribadi pada apa yang dialami

b. Konsep Eksistensialis dan Konsep Obyektif
Konsep Eksistensialis -tidak semua pemikiran dapat menghasilkan konsep yang diperlukan untuk menafsirkan teks-teks dalam Alkitab, karena hanya Konsep Eksistensialis (adalah proses penggembangan konsep yang semata-mata berdasarkan pengalaman eksistensial dengan Allah) yang dapat menghasilkan konsep-konsep yang tepat untuk menafsirkan Alkitab.

Konsep Obyektif merupakan:
 proses penggembangan secara pengamatan obyektif atas Alkitab
 menghasilkan konsep-konsep yang tidak tepat untuk menafsirkan teks Alkitab.
Maka, teologi berdasarkan Konsep Obyektif akan menghasilkan konsep yang tidak tepat untuk menafsir Alkitab
4. Kerygma

Kerygma merupakan firman Allah dalam pemberitaan jemaat mula-mula. Kerygma merupakan proklamasi, maka pemberitaan dari gereja mula-mula (jemaat berbahasa dan budaya Yunani) tentang keselamatan eskatologi dari Allah dinyatakan melalui penyaliban dan kebangkitan Yesus.

Cara mengerti Kerygma:
1. mengenal kondisi eksistensialis dari penulis-penulis Alkitab
2. pola-pola pemikiran yang merupakan ekspresi yang dominant dari kebudayaan jamannya.

Ada 3 pendekatannya:
1. mengenali adanya persamaan-persamaan dari semua agama jaman itu
2. mengenali situasi eksistensialis dari orang-orang jaman gereja mula-mula yang mengalami kegelisahan dan keputusasaan di tengah-tengah suasana politik yang buruk jaman itu
3. meskipun demikian:
 Kristen memiliki keunikan yaitu kerygma tentang Allah yang memilih Yesus yang rela mati, sebagai jalan mana uamt manusia diperdamaikan dengan Allah
 Kerygma itu menjadi batu sandungan bagi dunia, karena agama lain seperti Gnostik menawarkan pembebasan dari penderitaan dunia, tetapi gereja menawarkan untuk mengidentikkan dengan orang yang menderita, melalui itu orang Kristen disatukan dengan Yesus yang tersalib.

Bagaimana cara menyampaikan kerygma terhadap manusia modern (ilmiah)?
1. gereja harus dapat hidup dengan pandangan dunia yang lain
2. adanya kuasa di luar jangkauan pengertian manusia yang mengatur kehidupan. Tujuannya: untuk mengatur kecenderungan dari budaya modern yang individualisme yaitu manusia dapat menguasai hidupnya sendiri