Minggu, 23 Agustus 2009

Munculnya Pietisme

Munculnya Pietisme berhubungan erat dengan kekacauan politik dan keadaan social ekonoml yang rusak akibat kekacauan polotik dan keadaan social akibat kekacauan itu. Pietisme muncul sekaligus sebagai reaksi dan koreksi terhadap semua kepincangan-kepincangan pada waktu iti.satu reaksi yang terpuji dan pantas untuk diteladani.
Aliran-aliran yang mempengaruhi Pietisme
A.mistik
unsur kesalehan, askese, menjauhkan diri dari dunia, menjadi satu denga Allah,ada unsure-unsur mistik yang sangat mempengaruhi Pietisme. Tetapi ternyata Pietisme mengubah kembali unsure-unsur mistik itu secara kritis. Misalnya saya menjadi satu dengan Allah, tidak menghilangkan batas antara manusia dengan Allah. Seperti mistik mereka juga menekankan pengalaman dengan Allah, tetapi sekaligus mereka sangat menemuka wibawa Alkitab.
B.puritanisme
dalam banyak hal ada banyak persamaan antara Puritanisme dan Pietisme. Kedua aliran ini sama-sama bersifat reaksioner, tidak terikat dengan konfensi atau bangsa tertentu. Sama-sama menekankan entusiasme dan kesungguhan moral.pietisme umumnya lebih menekankan pendekata individual dalam pembaharuan gereja atau masyarakat,sedangkan Puritanisme menekankan pendekatan sruktur. Puritan rasional di bandingkan Pietisme pada umumnya.
C.Reformasi
Orang-orang Pietisme mengklaim diri sebagai pengikut Luther yang setia. Beberapa ajaran Reformasi yang slah digunakan pada waktu iti, mulai mendapat penekanan baru oleh Pietisme.itu sebabnya Pietisme meluruskan kembali pemakaian etika. Walaupun konsekwensinya Pietisme berada penggunaan etika etika scara berlebih-lebihan.


Pengaruh Pietisme Di Indonesia
Pietisme masuk Indonesia lewat badan-badan pekabar injil baik dari belanda,Jerman maupun dari Amerika.tokoh-tokoh pekabar injil yang bekerja di Indonesia, karena keadaan dan latar belakang pendidikan, mengobarkan injil secara bebas, dalam pengetian tidak terikat seratus persen dengan peraturan-peraturan yang dibuat oleh badan-badan pekabar injil yang mengutus mereka. Misalnya Joseph Kam karena ditempatka oleh GPL, terpaksa harus memperhatikan gwereja Negara yang besar itu,dan memilih majelis jemaat, sambil meninggalkan kebiasaan Pietisme yang hanya mengandalkan konventikel. Joseph kam juga tidak terlalu keras dengan praktek-parktek dansa di maluku.
Selain Pietisme di temukan juga pengaruh golongan Evanglikals.misalnya kesaksian0kesaksian,Gospel Songs, spontanitas dalam ibadah dst. Demikian juga harus dicatat,bahwa selain Pietisme, pengaruh agama suku juga masih juga terasa. (joy)
Penilaian Terhadap Pietisme.
Dari urutan sebelumnya telah penilaian-penilaian negative terhadap Pietisme. untuk itu penulis akan menilai kembali semua kelemahan-kelemahan itu,dengan memperhitungkan konteks di mana Pietisme itu lahir.
A.Pietisme adlah Aliran yang Menjauhkan diri dari Dunia.
Maksudnya ialah mereka tidak mau melibatka diri dengan masalah-masalah dunia,sebab dunia dianggap sebagai satu tempat yang berlumur dosa. Kencenderungan seperti yang diuraikan di atas sebenarnya sangat dalam Pietisme radikal. Spener misalnya sangat menghargai benda-benda yang beharga.francke beranggapan bahwa permulaan Kerajaan Allah itu telah dilihat di dunia ini.
B.Pietisme adalah Aliran yang Individualistis
Semua aliran Pietisme setuju bahwa hakikat kekristenan dapat ditemukan dalam hubungan secara pribadi dengan Allah.bila kita memperhatikan latar belakang Pietisme,maka kelihatan dengan jelas, reaksi indivudualistis ini muncul karena dalam persekutuan gereja, banyak sekali individu yang hilang atau tenggelam.masalah-masalah individu luput dari perhatian,karena persekutuan merampas segala-galanya. Karena pribadi Kristus merupakan pusat iman, maka Pietisme menerjemahkan iman mereka dengan menghormati nilai setiap pribadi.
C.Pietisme adalah aliran yang Separatis
Adalah fakta bahwa Pietisme Herrnhut kemudian memisahkan diri dari gereja Lutheran dan mendirikan gereja sendiri.demikian juga kelompok-kelompok kecil seperti: Collegia Pietatis, Konventikal. Stift, kelompok doa dst, adalah kelompok-kelompok yang cenderung ekslusif dan memisahkan diri dari gereja resmi, walaupun kenyataanya tidak salalu terjadi. Begitu dominannya kelompok-kelompok ini dalam Pietisme, sehingga merupakan salah satu kekhasan Pietisme.
Kelebiha Pietisme adalah hubungan dengan Konvitikel ini ialah,mereka terbuka untukdi koreksi.misalnya Spener sangat tergnggu dengan beberapa kegiatan Konventikel.
D.Pietisme adalah Aliran yang Subyektif
Unsure subyektif dalam Pietisme sebenarnya kelihatan dalam penekanan atas pengalaman pribadi. Akibatnya pada kelompok-kelompk radikalperanan Firman Allah diabaikan karena pengaruh mistik. Latarbelakang Pietisme menunjukan bahwa unsure pengalaman manusia dan subjektif munculkarena Ortodoksi terlalu menekankan pembenaran oleh anugerah Allah sehingga etika atau moral kurang diperhatikan. Namun tidak benar kalau dikatakan Pietisme menekankan pengalaman di atas segala-galanya,seperti yang ditemukan di dalam mistik, sebab justru Pietisme sangat menekankan Firman Allah, dan Firman Allah itu menjadi pusat kesalehan Pietisme. Atau dengan perkataan lain pengalaman itu dinilai berdasarkan Kitab Suci.hanya orang-orang Pietisme radikalyang menekankan pengalaman di atas segala-galanya.
Pietisme adalah kesalehan dalam gereja Protestan di Jerman pada abad ke-17. pelopornya antara lain P.J. spener.
Tujuannya adalah untuk menghidupkan kembali kehidupan iman dan kalangan orang-orang protestan di Jerman pada masa itu menjadi suamkarena kebekuan ajaran dan pengaruh semangat pencerahan. Spener memulai gerakan ini dengan perkumpulan doa dan menyelidiki Alkitab di rumahnya, dan ia mendapat dukungan dari para pendeta namun Spener tidak bermaksud untukmemisahkan diri dari gereja. Geraka Pietisme mulai tersebar seluruh Jerman. Tokoh-tokoh lainnya adalah A.H. Franck dan G. Von Zinzedorf.A.H.Franck mendirika pusat Pietisme di Helle sedangkan G.von Zinzedorf di Hermhut. Gerakan Pietisme telah mendorong berdirinya lembaga-lembaga pekabar injil dorong berdirinya lembaga-lembaga pekabar injildi seluruh dunia sehingga pada ke-19 kegiatan pekabar injilmengajra seluruh dunia.
Pada tahun ± 1650-1750 adalah aliran yang menekankan kesalehan (bhs. Latin: Pietas) dan penghayatan iman. Aliran ini merupakan suatu reaksi terhadap perkembangan di gereja-gereja Protestan sesudah Reformasi. Sebagai akibat perkembangan ini kehidupan dan ajaran menjadi kaku dan formalkehidupan gerejani,khususnya dalamkebaktian-kebaktian untukmengungkapkan pengungkapan iman secara spontan. Khotbah-khotbah tidak membicarakan pergumulan pribadi tetapi hanya merupakan ceramah intelektual tentang pokok-pokokajaran. Di dalamtheologia unsure intelektualtentang pokok-pokok ajaran dirumuskan secara rumit,di susunperaturan-peraturan filsafat Aritoteles.
Theology semacamini agak menyerupai thelogia skholastik abad pertengahan.oleh sebab itu thelogia ini seringkali disebut skholantik Protestan,atau ajaran-ajaran atau juga ortodoksi Protestan karena yang diutamakan adal;ah ajaran yang benar,sedangkan penghayatan iman dengan perasaan ada hati diabaikan.
Dalamreaksinya,Pietisme melawan perkembangan ini, yang telah menjadikan iman mengiakan sejumlah kebenaran dengan akal dan mengikuti peraturan-peraturan gereja. Sebaliknya Pietisme menekankan bahwa iman bukan tidaka otak saja,melainkan adalah penyerahan slurh pribadi kepada Allah dengan hatu dan jiwa, sebagai akibat kelahiran kembali oleh Allah.
Selainorang-orang Pitis menjadi orang Protestan yang pertama yang memperhatikan pekabar injil. Gerakan Pietisme mulai di Inggeris dan Belanda,dan dari sana Pietisme disebarkan ke Jerman. Demikianlah tokoh-tokoh dan kelompok-kelompok Pitis dapat mempengaruhui kehidupah gereja dan memberi semangat baru kepada anggota-anggotanya. Di Inggeris akhirnya terjadi perpecahan karena Pietisme (yang di sana disebut Revival penghidupan kembali )” Metodisme(nama ejekan yang diberikan karena “metode”pertobatan ang dipakai) yang diajarkan oleh JohnWesley dan teman-temannya tidakditerima oleh pemimpin-pemimpin Gereja Anglikan sehingga terpaksa didirikan gereja Metodis.
dalamPietisme kita melihat kecenderungan individualisme, yaitu untuk mengutamakan apa yang dirasa,dihayatai,di percayai dan di pikirkan oleh orang perseorangan.akibatnya bahwa apa yang di ajarkan oleh gereja menjadi krang penting. Walaupun Pietisme menekankan kebebasan manusia untukpercaya menurut keyakinan sendiri,bukan karena di wajibkan oleh gereja,Pietisme tidakpernah menoloak gereja.akan tetapi juga ada orang yang begitu menekankan kebebasan dab otonomi manusia sehingga mereka meragukan semua pikiran dan ajaran yang datang dari luar diru manusia sendiri.
PIETISME DAN METODISME
Pokoknya.
Aliran Pietisme,yang mulai muncul di Eropah-Barat pada penghabisan abab ke-XVll, menjadi suatu gerakan pembangunan rohani yang ammat penting, teristimewah di Jerman dan Belanda. Pietisma adalah reaksi terhadap suasana gereja yang suam itu dan terhadap semgangat dunia yang sudah merajalela di dalam masyarakat Kristen.pietisme berusaha memberantas semangat yangbsuam itu dengan mengutamakan beberapa hal yang hendak membina kembali hidup rohani jemaat.
Organisasi Pietisme berupa Konventikel
Orang Pietis suka berhimpun dalam perkumpulan-perkumpulan atau”Konventikel”kecil,yang terdiri dari orang-orang saleh yang tidak puas lagi dengan kebaktian-kebaktian resmi di gedung-gedung gereja.jiwa Puritan dan Pietis memasuki Jerman dan Inggeris dan Belanda pada penghabisan abad ke-XVll. Di Jermanlah Pietisme mendapat perkembangannya yang paling indah dan besar. Selanjutnya Pietisme Jerman mengakibatkan lahirnya pekabar Injil di seluruh muka bumi dan terbitnya gerakan-gerakan pembangunan Metodis dan Amerika.
Spener. Bapa Pietisme Jerman ialah seorang pebdeta yang bernama Philip Jacob Spener (1615-1705). Spener bekerja di Frankfort, Dresden dan Berlin. Di mana-mana ia membentuk Konvitel. Dalam akibatnya yang berkepala “cita-cita saleh” ia mengemukakan, bahwa ajaran sudah cukup lemgkap,tetapi hidu jemaat harus dibaharui kembali. Pandangan-pandangan Spener ini sangat dilawan oleh banyak pemimpin gereja.tetapi juga di setujui dan digemari oleh banyak orang.oleh karena pengaruh Spener,sekolah tinggi baru di Helle mendapat suatu falkultas theologia yang guru besarnya semua orang Pietis. Oleh sebab itu kota Helle menjadi pusat Pietisme di Jerman.
Franck. Pada tahun 1692 August Hermann Francke (1663-1727) menjadi pendeta di Helle.ia merangkappangkat gubernur atas anjuran Spener. Spener pendiriannya sangat kuat. Francke sendiri yang memimpin dan pengurus semua pekerjaan yang banyakitu, terdiri dari sebuah sekolah bagi anak miskin, sekolah menengah, rumah sakit, rumah obat, rumah anak piatu,percetakan, dan senagainya.
Perkembangan dan Perlawanan
Dalam bagian pertama abad ke- XVll, Pietisme perkembangan dengan pesat di Jerman. Di Prusia dan beberapa negeri yang lain, Pietisme menjadi aliran rohani yang paling kuat di dalam gereja. Perkembangan Pietisme yang teridah trdapat di Wurtemberg di Jerman-Selatan; di sana Pietisme diakui dan dihargai oleh gereja resmi dan dapat mempengaruhi segala jemaat dengan roh Alkitab dan kesalehan yang murni.di situ juga bangunlah cita-cita pekabar Injil yang kelak mengakibatkan terbentangnya perhimpunan pengutus Injil Basel pada tahun 1815. tak mengherankan bahwa badan-badan Geraja dan kebanyakan pendeta Lutheran sangat mempersalahkan dan melawan Pietisme,tetapi sayangnya, mereka kurang insaf bahwa aliran itu diakibatkan oleh kesalahan dan kekurangan Gereja sendiri. Pada abab pertengahan abad ke-XVll, pertikaian ini sudah surut. Pietisme sendiripuntelah mulai mundur.pencerahan menjadi pemimpin dalam lapangan rohani.
Zinzendorf. Pemuka Pietis yang penting, bahkan merupakan pengajaran terutama untuk Gereja Kristen pada abad ke-XVll, adalah Nicolaus Ludwig Graf van Zinzendofr (1700-1760).ia didik di dalam asrama Francke di Helles, sehingga sejak mudanya ia bernafas dalam suasana Pietis yang sejati. Setamat pelajarannya di Helle dan di beberapa sekolah tinggi, Zinzendorf pulang ke daerah kepunyaannya di bagian timur negeri Saksen.
Tinbangan tentang Pietisme
Disitu pihak, Pietisme dan pengaruhnya terhadap hidup gereja Kristus boleh kita pandang selaku suatu karunia dan berkat besar. Tetapi di pihak lain, mata kita harus tetap rebuka tehadap kelemahan dan kekurangan Pietisme. Di dalam gerakan ini kita melihat pekerjaan Roh Tuhan, tetapi juga dosa manusia. Apabila kita menimbang Pietisme dengan Alkitab,maka keberatan kita yng terpenting ialah,bahwa manusia yang telah bertobat itu sendiri menjadi pusat hidup kerohanian.
Aliran Pietisme Yang Dikenal
A.Pietisme Halle
Walaupn Spener tidak menetap di Halle, tetapi gagasan Spenerlah yang berkembang di sana.oleh karena itu ketika kita berbicara tentang Pietisme Helle, mka tokoh Spener harus ditampilkan.
Philipp Jacob Spener (1635-1705), lahir di Rapoltsweiler. Ia hidup dalam lingkungan kesalehanpengaruh Puritan dan Arndtian. John Arndt (1555-1621) dalam ajarannya sangat menekankan pertobatan, kesatuan dengan Kristus dan hidup suci.
Pada tahun 1651 Spener masuk universitas Strassburg,dan didik oleh tokoh-tokoh Lutheran yang ortodoks yaitu: C. Dannhauer, J. Schmidt dll.tetapi sebenarnya tradisi Revormed (Calvinis) juga kuat di Stassburg. Di sana Spner trtarikdengan hal-halpraktis yang dilihat Spener pada orang-orang Reformed. Spener belajar di Stassburg sampai tahun 1659, dan dalam periode ini ia menulis: Soliloquia et Meditationes Sacrae yang merupakan kombinasi antara mistik Arndtian dan hal-hal praktis seperti pada Puritan.
Pada tahun 1659, ia pergi ke Basel dan di sana ia belajar bahasa Ibrani.ia juga pernah mengunjungi Jenewa, di sana ia mendalami tulisan-tilisan Revormed,dan di sana juga ia mengenal ajaran Jean de Labadie (seorang bekas rahib Yesiut yang kemudian pindah ke Gereja Reformed,tetapi ia memulai mengembangkan semacam kesalehan yang bebau busuk dan mistik dan seperti sifat).
Pada tahun 1666,Spener di panggiluntuk menjadi pendeta Frankfurt am Main, dan pada tahun 1670,ia mulai mengembangkan theologia Pietisme disana. Gagasan spener sangat menentukan arah Pietisme, sehingga ia dinamakan Bapa Pietisme. Gagasan Spener itu dapat di temukan karya Spener.Pia Desideria (1675). Isi Pia Desideria adalah sebuah program pembaharuan. Spener yakin dengan pembaharuan itu.menurut spener,pembaharuan itu pasti berhasil karena telah di janjikan oleh Tuhan sendiri,dan sama sekali tidak bergantung kepada kemampuan manusia.